Ciri-Ciri dari Israel Akhir Zaman,
keturunan dari Israel Wasiat Lama, dari mana akan terpilih 144.000 umat kesucian Allah yang akan datang
“Maka aku dengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu : seratus empat puluh empat ribu yang telah dimeteraikan dari semua suku bangsa bani Israel.”
Wahyu 7 : 4
Pendahuluan
Nama “Israel” adalah pemberian Tuhan Allah kepada “Jakub” sesudah kelepasannya dari kesusahannya yang terbesar, yang datang dari pihak “Esau” kakaknya sendiri. Esau telah kehilangan hak kesulungannya pemberian dari Ishak bapaknya, yang telah salah diterimakan kepadanya karena sebab kelalaiannya sendiri dan karena kecurangan dari pihak adiknya Jakub. Akibat dari perbuatan adiknya itu, maka untuk sekian lamanya Jakub telah dicari-cari oleh Esau untuk dibunuh. Nama itu sendiri (Israel) berasal mula dari bangsa Ibrani, yaitu suatu bangsa pilihan Allah yang berasal dari keturunan nabi Nuh yang masih tetap setia berbakti kepada-Nya pada zaman sesudah air bah yang lalu.
Kembali kepada zaman sesudah air bah. Setelah semua umat manusia keturunan dari Nuh kembali mendurhaka kepada Allah, dengan cara membangun menara Babil yang megah itu, dengan pengertian agar apabila air bah kelak kemudian kembali menerpa, maka mereka sudah akan dapat menyelamatkan diri. Untuk itulah, maka Tuhan Allah telah mengacaukan bahasa mereka menjadi begitu banyak bahasa, bangsa-bangsa, dan suku-suku bangsa. Akibatnya pembangunan menara yang megah itu terhenti, dan semua bangsa, suku-suku bangsa, dan bahasa-bahasa itu lalu kemudian terdesak untuk bercerai berai ke seluruh muka bumi. Lalu terjadilah berbagai pertikaian di antara bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa sampai kepada hari ini.
Untuk meneruskan peribadatan yang benar dari Nuh dan keluarganya, maka Tuhan Allah telah memilih bangsa Ibrani untuk mewakili-Nya di bumi ini. Demikianlah sejak itu, maka bangsa Ibrani sebagai suatu bangsa pilihan Allah, mereka telah diberkahi dengan penyelamatan oleh karunia, bukan untuk langsung diselamatkan ke sorga, melainkan untuk memperoleh manfaat yang langsung dari munculnya nabi-nabi Tuhan Allah dan rasul-rasul Jesus dari dalam bangsa mereka sendiri, yang akan membawakan kepada mereka maupun kepada seluruh penduduk bumi berbagai kebenaran firman tertulis yang menyelamatkan itu. Dan hanya dengan demikian itulah mereka telah dapat membangun imannya. Namun karena akibat dari pendurhakaannya yang terus menerus kepada Allah, maka statusnya sebagai bangsa pilihan akhirnya berakhir dalam tahun 34 TM yang lalu. Oleh sebab itu, maka semenjak dari saat itu, untuk menjadi umat Allah, setiap orang perlu memperoleh panggilannya sendiri-sendiri. Artinya, setiap orang akan diselamatkan oleh karunia sendiri-sendiri.
Ibrahim terpilih sebagai
bapa dari semua orang beriman
Sesudah bangsa Ibrani terpilih sebagai umat Allah semenjak dari pembangunan menara Babil yang gagal itu, maka kemudian daripada itu telah muncul Ibrahim sebagai pilihan Allah dari antara semua keturunan bangsa Ibrani itu untuk menjadi Bapa dari semua orang beriman di bumi ini. Hamba Tuhan Nyonya White mengatakan :
“Allah selalu mempertahankan suatu umat yang sisa untuk berbakti kepada-Nya. Adam, Seth, Enoch, Methuselah, Nuh, Shem, dalam garis keturunan yang tak terputus telah mempertahankan dari zaman ke zaman ungkapan kehendak-Nya yang sangat berharga. ………. “Tuhan adalah dekat bagi semua orang yang berseru kepada-Nya, kepada semua yang berseru kepada-Nya dalam kebenaran.” Mazmur 145 : 18.
“Ia mengkomunikasikan kehendak-Nya kepada Ibrahim, dan memberikan kepadanya suatu pengetahuan yang berbeda terhadap berbagai tuntutan dari hukum-Nya dan mengenai penyelamatan yang akan diselesaikan melalui perantaraan Kristus. Telah diberikan kepada Ibrahim janji, yang khususnya sangat disukai bagi orang-orang pada zaman itu, mengenai suatu keturunan yang besar jumlahnya dan mengenai kebangsaan yang besar : “Aku akan membuat kamu menjadi suatu bangsa yang besar, dan Aku akan memberkati kamu, dan membuat namamu menjadi besar; maka kamu akan menjadi suatu berkat.” Dan untuk ini telah ditambahkan lagi jaminan, yang sangat berharga melebihi semua yang lainnya bagi yang mewarisi imannya, karena dari garis keturunannya Juru Selamat dunia akan datang : “Dalam kamu semua keluarga manusia di bumi akan diberkati.” Namun sebagai prasyarat utama untuk dipenuhi, akan ada suatu ujian iman; suatu korban telah dimintakan.” – Patriarchs and Prophets, p. 125.
Ibrahim telah berjalan melewati suatu ujian iman yang terberat. Dan karena semuanya itu sudah berhasil dilewatinya, maka dia telah diberi gelar “bapa dari semua orang beriman”. Bahkan dari keturunannya pun telah datang Juru Selamat Dunia, Kristus, yang telah lahir di Betlehem, Judea, di Palestina pada permulaan tahun tarikh Masehi yang lalu.
Tuhan telah membuat Ibrahim menjadi leluhur dari suatu bangsa yang besar, I s r a e l, maka untuk itu ia telah melahirkan ke dunia ini Ishak puteranya yang sama-sama telah berhasil menang dalam ujian iman mereka yang terberat di waktu itu. Ishak kemudian telah dikawinkan dengan wanita pilihan orangtuanya, yang sama-sama takut pada Allah. Dan dari Ishak telah lahir Jakub dan Esau.
Nyonya White menuliskannya sebagai berikut :
BERAPA DEKATKAH
KEDATANGAN YESUS ?
(Bagian I)
“Maka tiba-tiba aku tampak Anak Domba itu berdiri di gunung Sion, dan beserta dengan Dia ada seratus empat puluh empat ribu orang yang memiliki nama Bapa-Nya tertulis pada dahi mereka.”--- Wahyu 14 : 1.
Pendahuluan
ERBICARA tentang kedatangan Yesus, maka tanpa berpikir panjang orang akan selalu membayangkan kepada kedatangan Yesus kedua kali yang akan datang. Memang hanya inilah yang umumnya diketahui di dalam dunia Kristen selama ini. Pekabaran tentang kedatangan Yesus kedua kali itu telah dikhotbahkan secara luas dalam periode akhir zaman ini semenjak dari zaman William Miller dan rekan-rekannya sejak tahun 1831 yang lalu. Namun mereka ternyata telah keliru menafsirkan nubuatan 2300 hari dari Daniel 8 : 14 itu dengan mengatakan, bahwa kedatangan Yesus kedua kali itu akan jatuh pada tahun 1843 atau 1844, pada akhir dari masa 2300 hari nubuatan itu, untuk membersihkan bumi ini.
Kekeliruan William Miller itu kemudian telah dikoreksi oleh hamba Tuhan Ny. White yang mengatakan, bahwa bukan bumi yang akan disucikan pada akhir dari nubuatan 2300 hari itu, melainkan kaabah kesucian Tuhan Allah saja yang akan dipulihkan kesuciannya. Oleh sebab itu, maka kedatangan Yesus itu bukan ke dunia ini, melainkan ke Tempat Yang Maha Suci dari kaabah kesucian yang di dalam sorga. Ny. White menuliskannya sebagai berikut :
“Seruan, Tengok, Pengantin Pria itu datang, ‘dalam musim panas tahun 1844 telah membuat beribu-ribu orang menunggui kedatangan Tuhan yang segera itu. Pada saatnya Pengantin Pria itu telah datang, tetapi bukan ke bumi ini seperti yang diharap-harapkan orang banyak itu, melainkan kepada Dia Yang Tiada Berkesudahan Hari-Nya itu di dalam sorga, ke perkawinan, ke resepsi kerajaan-Nya.” --- Great Controversy, p. 427.
Peristiwa besar yang jadi semenjak dari tahun 1844 itu telah diucapkan dalam berbagai ragam :
Daniel menyebutnya :
|
Penyucian kaabah kesucian (Daniel 8 : 14)
|
Yahya pewahyu menyebutnya :
|
Masa pehukuman atau pengadilan, (Wahyu 14 : 6 – 9).
|
Yesus dalam perumpamaanNya menyebutnya :
|
Pengantin Pria datang ke perkawinan (Matius 25 : 6)
|
Nubuatan di atas ini belum pernah digenapi, maka kegenapannya baru akan muncul setelah 144.000 itu muncul di gunung Sion di Palestina. Dalam kemuliaan mereka di bawah bimbingan Roh Suci Hujan Akhir yang akan datang, mereka akan dikagumi oleh segala bangsa Kapir di dunia ini.
( 3 )
DIAM SETENGAH JAM
DI DALAM SORGA
Perlu diketahui, bahwa Wahyu pasal 4 dan 5 membicarakan jalannya Sidang Pengadilan di dalam Tempat Yang Maha Suci dari kaabah kesucian di sorga yang dimulai sejak tahun 1844. Di dalam persidangan itu semua umat Allah semenjak dari Adam akan diadili, dan semua mereka akan dibela oleh Yesus. Nama-nama mereka itu sesuai sejarahnya masing-masing terdapat di dalam sebuah buku yang termeterai dengan 7 (tujuh) meterai, baik dalamnya maupun luarnya. Dan buku itu berada di dalam tangan Allah Bapa sebagai Hakim.
Karena hanya Yesus yang telah berhasil menebus umat manusia di bumi ini, maka Dialah yang berhak membuka meterai-meterai itu mulai dari meterai yang pertama. Pekerjaan inilah yang dilakukan Yesus sebagai Imam Besar pada medzbah keemasan di dalam tempat yang maha suci dari kaabah kesucian sorga semenjak dari tahun 1844 yang lalu. Setelah sampai pada giliran meterai yang ketujuh, maka Rasul Yahya mengatakan :
“Dan setelah Ia membuka meterai yang ketujuh, terjadilah d i a m di dalam sorga kira-kira setengah jam lamanya.”--- Wahyu 8 : 1.
Adanya d i a m di dalam sorga, berarti Sidang Pengadilan itu berhenti. Namun ternyata persidangan itu kemudian dilanjutkan kembali, sebab s e - s u d a h i t u Yahya mengatakan :
“Lalu seorang malaikat lain datang dan berdiri pada medzbah itu, memegang sebuah perukupan emas dan telah diberikan kepadanya banyak kemenyan agar Ia mempersembahkannya bersama-sama dengan doa-doa dari semua umat kesucian pada m e d z b a h k e e m a s a n yang terdapat di depan tahta.” --- Wahyu 8 : 3.
Malaikat yang berdiri di depan medzbah keemasan itu tak lain daripada Yesus sendiri, karena hanya Imam Besar yang berhak berdiri di situ. Malaikat itu oleh Yahya dilihat datang dan berdiri pada medzbah itu sesudah suasana d i a m itu. Ini berarti, dalam masa setengah jam itu Yesus telah meninggalkan medzbah itu untuk turun ke Gunung Sion di Palestina, dan Pengadilan itu pada persidangannya yang pertama telah selesai.
Dapatlah dipahami, bahwa persidangan yang pertama yang mengadili perkara-perkara semua umat Tuhan yang sudah mati akan berakhir pada saat Yesus meninggalkan medzbah keemasan itu. Satu hari nubuatan sama dengan satu tahun di bumi, maka diam setengah jam itu akan sama dengan kira-kira 7 hari di bumi.
( 4 )
ROH SUCI HUJAN AKHIR DITUANGKAN
Sesudah Yesus kembali dari bumi, dan setelah Ia kembali berdiri pada tugas-Nya di depan medzbah keemasan sebagaimana disaksikan oleh Yahya pada Wahyu 8 : 3 di atas, maka Yahya selanjutnya mengatakan :
“Lalu malaikat itu mengambil perukupan itu, dan mengisinya dengan a p i d a r i m e d z b a h, lalu mencampakkannya ke b u m i.“--- Wahyu 8 : 5.
A p i dari m e d z b a h ialah Roh Suci dari peribadatan yang benar. Roh Suci itu telah dituangkan ke bumi oleh Yesus sendiri kepada mereka 144.000 itu untuk menguatkan mereka menyerukan seruan keras dari malaikat yang ketiga ke seluruh dunia. Inilah yang ditegaskan oleh Roh Nubuatan berikut ini :
“Pada waktu itu ‘H u j a n A k h i r’ atau P e n y e g a r yang berasal dari hadirat Tuhan akan datang untuk memberikan kuat kuasa kepada seruan keras dari malaikat yang ketiga, dan untuk mempersiapkan umat kesucian untuk tahan berdiri dalam masa apabila tujuh bela yang terakhir itu kelak dituangkan.” --- Early Writings, p. 86.
Pada waktu itu, segera sesudah masa d i a m setengah jam itu juga Roh Suci Hujan Akhir akan dituangkan atas mereka 144.000 itu di gunung Sion. Roh Suci itu berasal dari hadirat Tuhan, bahkan dari Yesus sendiri.
R I N G K A S A N
Kedatangan Yesus di gunung Sion itu sesungguhnya meliputi beberapa peristiwa penting yang akan jadi dalam masa yang sangat singkat. Ikutilah gambar bagan pada halaman 8. Sesuai penjelasan di atas, maka urut-urutan peristiwa-peristiwa itu adalah sebagai berikut :
a. Pemeteraian mereka 144.000 itu di dalam Gereja MAHK. Peristiwa ini akan menandai berakhirnya masa kasihan bagi seluruh umat MAHK di dunia ini.
b. Segera sesudah pemeteraiannya, maka mereka 144.000 itu akan mengalami suatu kesusahan Yakub dalam masa yang singkat. Pada puncak kesusahan itu mereka akan dibunuh. Namun menjelang saat-saat pembunuhan itu, pada tengah malam, mereka akan dibawa pergi ke gunung Sion di Palestina. Hamba Tuhan menuliskannya sebagai berikut:
“Ia itu terjadi pada tengah malam dimana ALLAH memilih untuk melepaskan umat-Nya. Sementara orang-orang jahat mengolok-olok dan mengejek-ejek sekeliling mereka, maka tiba-tiba matahari muncul, bersinar-sinar dengan kuatnya dan bulan berhenti pada tempatnya.
. . . . . . Di sana terjadi suatu gempa bumi yang dahsyat. Kubur-kubur terbuka, lalu orang-orang yang mati dalam iman dari pekabaran malaikat yang ketiga, yang memelihara Sabat muncul keluar dari tempat-tempat tidur tanah mereka . . . . . . . . “ --- Early Writings, p. 285.
CATATAN :
Peristiwa ini bukan pada kedatangan Yesus kedua kali, sebab bukan Yesus, melainkan Allah Bapa yang melepaskan umat-Nya. Lagi pula pelepasan itu terjadi mendahului ‘kebangkitan istimewa’ orang mati dari Daniel 12 : 2 pada sebelum masa kasihan berakhir bagi dunia.
c. Kemudian sesuai petunjuk Wahyu 14 : 1, Yesus akan turun di gunung Sion di Palestina. Di sana Ia terlihat berdiri bersama-sama dengan mereka 144.000 itu. Apa yang diperbuat-Nya kepada mereka itu tidak jelas. Namun sesuai pengalaman-Nya yang lalu menjelang dituangkan-Nya Roh Suci Hujan Awal atas murid-muridNya dahulu, maka pengalaman itu tentunya akan terulang kembali menjelang dituangkan-Nya Roh Suci Hujan Akhir yang akan datang. Ini berarti selama di gunung Sion itu mereka 144.000 itu akan dimantapkan pengetahuan Kebenarannya, mereka akan diperdamaikan dari semua perselisihannya, dan kemudian mereka akan makan Perjamuan Suci bersama Yesus. Pada kesempatan ini pula mereka akan diberi suatu nama yang baru, yang akan diucapkan oleh Tuhan sendiri.
d. Yesus kemudian kembali ke sorga, lalu dari sana dituangkan-Nya Roh Suci Hujan Akhir itu ke atas mereka. Dalam kuasa Roh Suci Hujan Akhir itulah mereka 144.000 itu akan keluar menyelesaikan pekerjaan Injil ke seluruh dunia dalam waktu yang tidak terlalu lama.
e. Dalam masa diam setengah jam atau tujuh hari itu juga akan terjadi pembantaian terhadap semua umat MAHK yang tidak berhasil dimeteraikan. Pembantaian inilah yang dinubuatkan pada Yeheskiel 9 : 5 – 7, dan Wahyu 7 : 3.
PERHATIAN :

Kaki Pelita dari Emas = Sidang Jemaat Laodikea
Kita selanjutnya mengikuti a p a sebenarnya yang dimaksud dengan gambar itu. Kita mulai dengan Kaki Pelita dari emas. Di bawah Ilham yang sama, Yahya Pewahyu pernah menuliskannya sebagai berikut: Rahasia dari tujuh bintang itu yang engkau lihat di dalam tanganku, dan tujuh kaki pelita emas itu. Tujuh bintang itu ialah malaikat-malaikat dari ketujuh Sidang Jemaat itu, dan tujuh kaki pelita itu yang engkau lihat ialah tujuh Sidang Jemaat itu. Wahyu 1 : 20.
Karena nubuatan ini terungkap di akhir zaman, dan karena diperuntukkan hanya bagi umat Allah di akhir zaman, dan karena tujuh kaki pelita dari nubuatan Wahyu itu melambangkan tujuh Sidang Jemaat yang di Asia, maka kaki pelita yang ketujuh yang tampak pada nubuatan Zakharia di atas tak dapat tiada harus juga melambangkan Sidang Jemaat yang ketujuh, yaitu Sidang Jemaat. Laodikea yang ada sekarang. Inilah satu-satunya Sidang Jemaat milik Allah yang sudah akan menjelajahi seluruh tujuh periode sejarah Wasiat Baru.
Dua Pohon Zaitun = Wasiat Lama dan Wasiat Baru
Ini dapat diketahui dari ucapan nabi Zakharia: Maka jawab malaikat yang berbicara dengan aku itu, katanya ................ : Inilah f i r m a n T u - h a n kepada Zerubabel, bunyinya, 'Bukan oleh kekuatan, juga bukan oleh kekuasaan, melainkan oleh ROHKU saja, demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam. Zakharia 4 : 4, 5, 6.
Karena Zerubabel melambangkan seseorang yang harus ditemukan di akhir zaman, maka iaitu tak dapat tiada harus ditemukan di dalam Sidang Jemaat Laodikea, yang dilambangkan oleh kaki pelita itu. Jadi, sesuai dengan gambar di atas, maka firman Tuhan itu tidak mungkin turun langsung dari langit, melainkan harus datang melalui kedua buku Alkitab itu, setelah terlebih dulu diinterpretasikan oleh para nabi Wasiat Baru yang hidup di akhir zaman. Kedua buku Alkitab itu juga yang telah dinyatakan sebagai Keduanya yang diurapi itu yang berdiri di sisi Tuhan seluruh bumi, Zakharia 4 : 14, juga sebagai kedua Saksi dari Jesus bagi kita di akhir zaman ini. Jesus melalui mulut Yahya Pewahyu mengatakan: Maka Aku akan memberikan kuasa kepada k e - d u a s a k s i K u, maka keduanya itu akan b e r n u b u a t ...... Wahyu 11 : 3. Pemazmur juga mengatakan: Bahwa firman-Mu ialah pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku. Mazmur 119 : 105.
Kedua Pipa Keemasan itu = Saluran Ilham
Perlu diketahui bahwa pertama sekali ada terdapat d u a pipa keemasan yang utama, yang berfungsi mengalirkan sampai habis minyak keemasan dari dalam cabang-cabang pohon zaitun itu ke dalam mangkok keemasan. Bacalah Zakharia 4 : 12. Kemudian ada lagi 7 (tujuh) pipa yang lebih kecil, yang berfungsi mengalirkan minyak keemasan itu dari dalam mangkok emasnya ke dalam tujuh pelita dari kaki pelitanya itu yang berada di bawahnya. Kemudian kepada nabi Zakharia malaikat menjelaskan: Inilah firman Tuhan kepada Zerubabel, yang mengatakan, 'Bukan oleh kekuatan, juga bukan oleh kekuasaan, melainkan hanya oleh ROH-KU, demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam. Ayat 6. Artinya: Demikian itulah prosedurnya, bagaimana firman Allah yang bersumber dari kedua buku Alkitab itu disampaikan kepada Zerubabel di bumi di akhir zaman. Harus terlebih dulu disalurkan melalui 2 (dua) pipa emas yang utama ke dalam mangkok keemasannya. Baharu dari mangkok keemasan itu disalurkan kepada Sidang Jemaat Laodikea melalui tujuh pipa yang lebih kecil.
Mangkok Emas = Buku - Buku ROH NUBUATAN
Mangkok emas itu tak dapat tiada melambangkan sesuatu wadah untuk menampung semua hasil interpretasi Alkitab di akhir zaman. Sekaliannya itu terdiri dari buku-buku, traktat-traktat, dan sebagainya, yang ditulis oleh para n a b i. Dalam bahasa nubuatan, Yahya Pewahyu menamakannya ROH NUBUATAN, yaitu kumpulan praturan-peraturan pelaksanaan dari Hukum Torat, yang diperuntukkan bagi semua umat Allah di akhir zaman. Bacalah Wahyu 19 : 10 Bag. B. Kedua pipa emas yang utama itu melambangkan saluran Ilham, yaitu n a b i - n a b i akhir zaman yang bertugas menginterpretasikan seluruh i s i Alkitab, lalu menyampaikannya berupa Segala kebenaran (Hujan Awal) dan Segala Perkara yang akan Datang (Hujan Akhir) ke dalam ROH NUBUATAN, untuk selanjutnya diteruskan kepada kita oleh para penginjil, gembala-gembala, dan guru-guru yang telah diangkat oleh Jesus sendiri, sebagaimana yang dijanjikan oleh Rasul Paulus di dalam Epesus 4 : 11 - 14. Jadi, para penginjil, para p e n d e t a atau gembala, dan guru-guru itulah yang dilambangkan oleh 7 (tujuh) pipa yang menghubungkan mangkok keemasan dengan pelita-pelita pada kaki pelita yang ada di bawahnya.
Minyak Keemasan = Kebenaran Ilham
Minyak Keemasan itu tak dapat tiada melambangkan semua Kebenaran Ilham yang diperoleh dari seluruh hasil interpretasi Alkitab yang resmi. Minyak keemasan itulah yang kini ditemukan h a n y a di dalam ROH NUBUATAN. Interpretasi Alkitab yang resmi ialah interpretasi yang dilakukan sesuai prosedur Hukum Allah yang diperlihatkan di dalam nubuatan Zakharia pasal 4. Inilah satu-satunya interpretasi Alkitab yang dilakukan, b u k a n oleh kekuatan dan kemampuan pribadi dari para penguasa GEREJA, juga b u k a n oleh kekuasaan Organisasi GEREJA-GEREJA itu, melainkan oleh bimbingan dari ROH ALLAH saja, sesuai dengan prosedur yang telah digariskan. Bukan oleh kekuatan, bukan juga oleh kekuasaan, melainkan oleh Roh-Ku saja, demikian firman Tuhan serwa sekalian alam.
Zerubabel melambangkan n a b i yang terakhir
Zakharia 4 : 6, 8, 9. berbunyi: Kemudian ia menjawab dan berbicara kepadaku, katanya, 'Inilah firman Tuhan kepada Zerubabel, bunyinya, bukan oleh kekuatan, bukan juga oleh kekuasaan, melainkan oleh ROH-KU saja, demikianlah firman Tuhan sekalian alam. ............. Lagi pula firman Tuhan datang lagi kepadaku, bunyinya: 'Tangan-tangan Zerubabel telah meletakkan pondasi rumah ini; tangan-tangannya juga akan menyelesaikannya; maka akan diketahui olehmu, bahwa Tuhan serwa sekalian alam telah mengutus aku kepadamu.
Karena nubuatan Zakharia itu baharu terungkap pengertiannya di akhir zaman, maka kita tak dapat tiada akan menemukan 2 (dua) orang n a b i Tuhan Allah yang bertugas bagi kita di akhir zaman. Zakharia sebagai n a b i akan melambangkan n a- b i yang pertama, sebab dialah yang menyalurkan minyak keemasan dari kedua cabang Zaitun itu ke dalam mangkok untuk diteruskan kepada Zerubabel. Kemudian Zerubabel akan melambangkan n a - b i yang kedua, sebab dia juga meletakkan pondasi rumah. Kedua n a b i itu harus ditemukan di dalam Sidang Jemaat Laodikea karena hanya inilah GEREJA milik Tuhan Allah yang hidup di akhir zaman.
Di zaman Wasiat Lama Zerubabel dikenal sebagai kepala proyek pembangunan kembali Jerusalem di zaman Ezra dan Nehemia. Dalam nubuatan ini dinyatakan bahwa tangan-tangan Zerubabel meletakkan pondasi rumah ini (ayat 9). Karena ini adalah sebuah nubuatan, maka kata-kata, meletakkan pondasi rumah ini akan s a m a artinya dengan membangun moral tubuh Kristus pada Epesus 4 : 12 (Bag. Akhir). Membangun moral tubuh Kristus (Edifying the body of Christ) ialah membangun moral GEREJA Kristen dengan ajaran firman Allah. Ini adalah tugas dari nabi-nabi Wasiat Baru, maka inilah yang membuktikan, bahwa Zerubabel benar-benar melambangkan seorang n a b i, dan dialah n a b i yang kedua dan t e r a k h i r di akhir zaman karena Tangan-tangan Zerubabel telah meletakkan pondasi rumah ini; tangan-tangannya juga yang akan menyelesaikannya. (Zakharia 4 : 9).
Di dalam gambar dari nubuatan Zakharia di atas, kedua n a b i itu telah dilambangkan oleh dua pipa keemasan, yang telah mengalirkan sampai habis minyak keemasan ke dalam mangkok keemasannya yang melambangkan ROH NUBUATAN. N a b i yang pertama telah ditugaskan untuk menghimpunkan bagi kita Segala Kebenaran yang dilambangkan oleh Hujan Awal, dan n a b i yang kedua ditugaskan mengungkapkan Segala Perkara yang akan Datang yang dilambangkan oleh Hujan Akhir. Untuk ini bacalah nubuatan dari nabi Yoel di dalam bukunya Yoel 2 : 23. Kita sekarang sesungguhnya sudah berada di dalam bulan yang pertama itu.
Karena berasal dari Tuhan Allah yang s a m a, maka tugas dari nabi-nabi itu adalah saling melengkapi. Nabi yang datang kemudian akan melengkapi dan menyempurnakan semua hasil kerja dari para nabi sebelumnya. Dengan demikian, maka tidak akan ada satupun kebenaran ilham yang terbuang oleh datangnya nabi-nabi baru di akhir zaman.
Oleh datangnya nabi yang terakhir yang dilambangkan oleh Zerubabel, maka lengkaplah sudah ROH NUBUATAN yang diramalkan pada Wahyu 19 : 10 (Bag. akhir) itu tersedia bagi kita. Dengan demikian terbentuklah pula apa yang disebut k e j u dari nubuatan Jesaya 7 : 15 itu. Dan dengan demikian inilah Zerubabel telah meletakkan pondasi rumah Allah di akhir dunia sekarang ini. Jadi dengan adanya firman Tuhan kepada Zakharia bahwa Tangan-tangan Zerubabel telah meletakkan pondasi rumah ini; tangan-tangannya juga yang akan menyelesaikannya, maka ini berarti, bahwa seluruh Alkitab itu sudah habis diinterpretasikan ke dalam ROH NUBUATAN, dan tidak akan ada lagi n a b i yang lain yang akan datang kemudian.
Kedua n a b i akhir zaman itu k i n i sudah tiada, sebab mereka sudah lebih dulu meninggal dunia mendahului kita. Namun ROH NUBUATAN sajian mereka itu kini sudah menjadi pondasi i m a n kita umat Allah di akhir dunia sekarang ini.
M a k n a D a r i N u b u a t a n I n i
Semenjak dari mulanya nabi Musa telah menegaskan bahwa, Perkara-perkara yang rahasia itu adalah milik Tuhan Allah kita, tetapi perkara-perkara itu yang diungkapkan adalah bagi milik kita dan anak cucu kita sampai selama-lamanya, s u p a y a dapatlah kita melakukan semua perkataan dari Hukum Torat ini. Ulangan 29 : 29.
Sebuah contoh dari perkara perkara yang rahasia itu dapat dibaca pada Wahyu 10 : 4 yang berbunyi: Maka setelah t u j u h g u n t u r itu mengeluarkan suara mereka, aku sedang akan menulisnya, tetapi ku dengar sebuah suara dari langit mengatakan kepadaku, Meteraikanlah perkara-perkara itu yang diucapkan oleh tujuh guntur itu, dan jangan menuliskannya. Karena Yahya tidak diperkenankan untuk menuliskannya, maka apa yang dimaksud dengan suara-suara dari tujuh guntur itu tidak tersedia di dalam buku Wahyu. Itulah sebabnya, maka tidak ada yang dapat diinterpretasikan bagi kita dari hal tujuh guntur itu.
Tetapi semua yang lainnya ternyata sudah diungkapkan. Wasiat Lama adalah yang pertama sekali diungkapkan secara bertahap semenjak dari zaman Musa sampai dengan nabi Maleakhi. Kemudian Wasiat Baru telah diungkapkan oleh para rasul dalam abad yang pertama sampai dengan buku Wahyu yang telah ditulis dalam tahun 96 TM. Sesudah itu oleh datangnya masa aniaya besar dalam sejarah penindasan Romawi Katholik yang lalu, dan setelah Alkitab dilenyapkan dari peredarannya selama lebih dari 1000 (seribu) tahun penindasan itu, maka kembali Alkitab itu diungkapkan pengertiannya secara bertahap oleh para n a b i Wasiat Baru, yang telah dipelopori oleh Martin Luther. Demikianlah kita kemudian sampai kepada kedua n a b i akhir zaman, yang telah melaksanakan berbagai tugas mereka sebagaimana yang terungkap pada nubuatan Zakharia pasal 4 di atas.
Kiranya jelaslah sudah, mengapa Wasiat Lama dan Wasiat Baru yang dilambangkan oleh kedua pohon Zaitun pada nubuatan Zakharia pasal 4 itu, sudah harus diinterpretasikan kembali semenjak dari Luther, dan kemudian dihimpun kembali menjadi Segala Kebenaran (atau Hujan Awal) oleh n a b i akhir zaman yang pertama (Nyonya Ellen G. White) di atas. Demikian pula halnya, mengapa berbagai rahasia nubuatan dan perumpamaan-perumpamaan Jesus itu baharu terungkap di akhir zaman, untuk dihimpun menjadi Segala perkara yang akan datang (Hujan Akhir) oleh perantaraan Zerubabel, yang melambangkan n a b i akhir zaman yang kedua dan terakhir itu (Sdr. Victor T. Houteff) ! Untuk semuanya inilah nabi Yoel menyerukan kepada kita: Bersuka-citalah, hai kamu anak-anak Sion, dan bergembiralah dalam Tuhan Allahmu, karena IA telah memberikan kepadamu hujan awal itu dengan lunaknya, maka IA akan menurunkan atas kamu h u j a n, yaitu hujan awal dan hujan akhir dalam bulan yang pertama. Yoel 2 : 23. Hujan awal dan hujan akhir itu ternyata sudah turun sejak tahun 1929 yang lalu, dan kita kini sudah berada dalam bulan yang pertama itu. Itulah gabungan pekabaran malaikat Wahyu 18 : 1 dari Houteff dengan pekabaran malaikat yang ketiga dari Nyonya White, yang kini sedang menerangi bumi, dimulai di dalam Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh kita.
Di dalam Ulangan 29 : 29 itu juga Musa telah memperingatkan, bahwa perkara-perkara yang diungkapkan itu adalah bagi kita, s u p a y a kita melakukan semua perkataan dari Hukum Torat. Jadi, ROH NUBUATAN itu saja yang akan berisikan semua petunjuk pelaksanaan bagi kita di akhir dunia sekarang ini, s u p a y a dapat kita melakukan semua perkataan dari Hukum Kasih itu selengkapnya dengan benar. Sepuluh Perintah dari Hukum Kasih itu baharu hanya berisikan garis - garis besarnya dari berbagai tabiat Allah yang harus ditiru dan dihayati di bumi ini. Rincian peraturan pelaksanaannya tersedia h a n y a di dalam ROH NUBUATAN. Oleh sebab itu, orang yang melalaikan ROH NUBUATAN akan kehilangan semua jalan yang menuju ke pertobatan. Inilah dosa yang tak terampuni lagi, sebab pelakunya tidak pernah lagi dapat kembali bertobat.
Kenyataan Sejarah dari Nubuatan ini
Karena nubuatan Zakharia pasal 4 itu baru terungkap pengertiannya di akhir zaman, maka kita tak dapat tiada akan menemukan kegenapan sejarahnya di waktu ini. Semua perkataan nubuatan itu harus digenapi di dalam Sidang Jemaat Laodikea, karena inilah GEREJA milik Tuhan Allah yang terakhir dalam sejarah Wasiat Baru. Ciri-ciri umat Allah di akhir dunia sebagaimana yang sudah dijelaskan di atas ialah, Memegang Sepuluh Perintah dari Hukum Torat dan Menganut Kesaksian Jesus Kristus yang disebut ROH NUBUATAN itu. Jadi, GEREJA Tuhan Allah yang terakhir ini akan dikenal pertama sekali karena memelihara kesucian Hari Sabat dari Perintah Keempat Hukum Torat. Sekalipun kondisi kerohaniannya yang diramalkan pada nubuatan Jesaya 4 : 1 s a - m a rendahnya dengan GEREJA-GEREJA lainnya, namun hanya kepada GEREJA inilah berbagai nubuatan itu telah ditawarkan bagi pertobatannya.
Nabi Zakharia mengatakan: Kemudian i a (malaikat dari ayat pertama) menjawab dan mengatakan kepadaku, bunyinya: 'Inilah f i r m a n Tuhan kepada Zerubabel, kata-Nya, 'Bukan oleh kekuatan, bukan juga oleh kekuasaan, melainkan oleh ROH-KU saja. Demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam.' Zakharia 4 : 6.
Karena Zerubabel melambangkan seseorang n a b i di akhir zaman di dalam GEREJA penganut Hari Sabat (kaki pelita), maka f i r m a n Tuhan kepadanya bukan datang langsung dari kedua pohon zaitun (Alkitab) oleh kekuatan (pribadi pendeta), bukan juga oleh kekuasaan (Organisasi GEREJA), melainkan dari Roh Nubuatan (dari mangkok emas), yaitu hasil interpretasi Alkitab dari n a b i yang mendahuluinya. Sejarah membuktikan, bahwa jika GEREJA Protestan sejak mulanya telah dibangun moralnya oleh Martin Luther berlandaskan pada ajaran Orang Benar Hidup oleh Iman, maka GEREJA dari Sidang Jemaat Laodikea sejak mulanya dalam tahun 1844 telah dibangun moralnya oleh Nyonya Ellen G. White berlandaskan pada Roh Nubuatan. Di dalam Roh Nubuatan dari Nyonya Ellen G. White itulah telah ditampung semua Kebenaran Alkitab yang telah diungkapkan sebelumnya semenjak dari zaman Luther. Ini seyogyanya dapat dimengerti, sebab sudah menjadi prinsip dalam Firman Allah, bahwa setiap Kebenaran Baru yang datang, iaitu tidak akan menghilangkan Kebenaran-Kebenaran yang sudah ada sebelumnya. Dengan demikian, maka Roh Nubuatan itulah yang melambangkan Segala Kebenaran atau S u s u atau Hujan Awal, yang masih akan dilengkapi lagi dengan Segala Perkara yang akan Datang, yaitu keju atau Hujan Akhir. Bertolak dari Roh Nubuatan dari Nyonya White yang berisikan Segala Kebenaran itu, maka Roh Kebenaran dari Yahya 16 : 13 itu kemudian menghantarkan Victor T. Houteff kepada Segala Perkara yang akan Datang yang kemudian telah dibukukannya bagi kita dengan nama Tongkat Gembala.
Pada waktu ini karena dikenal oleh karyanya mengungkapkan semua nubuatan Wasiat Lama, nubuatan Wahyu, dan berbagai perumpamaan Jesus dari Wasiat Baru, maka Zerubabel tak dapat tiada melambangkan Victor T. Houteff dengan buku-buku terbitan Tongkat Gembalanya. Semua Kebenaran dari Tongkat Gembala itu tidak meniadakan Roh Nubuatan (dari Nyonya Ellen G. White), melainkan justru bergabung untuk kemudian menjadi apa yang disebut K e j u atau ROH NUBUATAN itu. Dengan k e j u atau ROH NUBUATAN itu Zerubabel telah meletakkan pondasi rumah Allah atau GEREJA di akhir dunia ini. Demikian inilah, maka Victor T. Houteff menegaskan: Karena Alkitab dan buku-buku Roh Nubuatan merupakan satu-satunya sumber dari pekabaran Tongkat Gembala, maka apabila Tongkat itu diajarkan, Alkitab dan Roh Nubuatan juga harus diajarkan. Fundamental Beliefs of the Davidian SDA, p. 27. Dan kemudian Nyonya Ellen G. White juga mengatakan: Para p e n d e t a harus menyajikan perkataan nubuatan yang pasti sebagai l a n d a s a n I m a n dari Masehi Advent Hari Ketujuh. Gospel Workers, p. 148.
Nyonya Ellen G. White semenjak dari masa remajanya hanya menikmati pendidikan sampai setingkat Sekolah Dasar kelas IV. Kemudian karena sebab sesuatu kecelakaan, maka sampai meninggal dunia dalam tahun 1915 ia tidak pernah memiliki fisik yang sehat sempurna sebagaimana halnya dengan orang kebanyakan di waktu ini. Ia telah muncul sebagai salah seorang penerus reformasi Luther sejak tahun 1844. Dan iapun dikenal sebagai salah seorang pendiri GEREJA Masehi Advent Hari Ketujuh. Sekalipun dalam keadaan yang serba kekurangan itu ia telah berhasil menerbitkan Roh Nubuatan dalam buku-buku, traktat-traktat, majalah-majalah, yang sekian banyaknya, yang telah berhasil mentobatkan berjuta-juta umat Masehi Advent Hari Ketujuh sampai kepada hari ini. Buku-Bukunya itu kini tersebar di seluruh dunia, merupakan sesuatu karya yang belum pernah tertandingi oleh sarjana Alkitab manapun juga di zamannya sampai kepada hari ini. Manusia sekaliber Ellen G. White tak dapat tiada sudah lama tercatat di dalam sejarah dunia. Kita dapat saja menemukan namanya di dalam berbagai buku Encyclopedia yang ada.
Kemudian Victor T. Houteff, seorang immigran dari Bulgaria yang kemudian telah menetap dan menjadi warga negara Amerika Serikat, telah bergabung dengan GEREJA Masehi Advent Hari Ketujuh dalam tahun 1919. Setelah membaca sendiri Alkitab dan buku-buku Roh Nubuatan, maka ia kemudian telah berhasil secara mentaajubkan mengungkapkan rahasia dari berbagai nubuatan Alkitab dan perumpamaan-perumpamaan Jesus di dalam buku-buku dan traktat-traktat terbitan Tongkat Gembala. Seorang anggota gereja biasa (bukan pendeta), dengan latar belakang pendidikan yang tidak tinggi, Victor T. Houteff ternyata telah menggoncangkan seluruh dunia Masehi Advent Hari Ketujuh oleh buku-bukunya sampai kepada hari ini. Ia telah meninggal dunia dalam tahun 1955, namun namanya tidak begitu saja ikut lenyap bersamanya karena iapun telah ikut diabadikan bersama-sama dengan Ellen G. White di dalam berbagai dokumen sejarah dunia.
Dengan terungkapnya nubuatan Zakharia pasal 4 itu di antara kita, maka ingatlah selalu, bahwa sebagaimana firman Tuhan kepada Zerubabel dahulu, maka demikian pula firman Tuhan kepada masing-masing kita di waktu ini, kata-Nya, bukan oleh kekuatan (dari pribadi pendeta), bukan juga oleh kekuasaan (dari Organisasi GEREJA), melainkan oleh ROH-KU pada ROH NUBUATAN itu saja, yang akan mengungkapkan semua permasalahan keselamatan kita di akhir dunia sekarang ini; demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam. Zakharia 4 : 6. Kekuatan dan Kekuasaan yang menguasai mimbar gereja-gereja di waktu ini ternyata tidak lagi digunakan Tuhan untuk menyampaikan Kebenaran-Nya kepada kita. Sebab mereka menyalurkannya langsung dari pohon zaitun ke kaki pelita. Akibatnya pelita-pelita itu tidak pernah lagi menyala. Inilah pula sebabnya, maka kepada kita diwajibkan untuk membaca sendiri dan mendengarnya langsung kepada ketujuh pipa (para penginjil, para gembala, dan guru-guru) yang menghubungkan mangkok emas dengan kaki pelita di bawahnya. Berbahagialah d i a yang membaca, dan mereka yang mendengar (dari penginjil, gembala, guru) semua perkataan dari nubuatan ini (ROH NUBUATAN), lalu mematuhi semua perkataan itu yang terkandung di dalamnya, karena masa itu sudah dekat. Wahyu 1 : 3.
Hanya ROH NUBUATAN Yang Dapat Menyelamatkan
Dengan terungkapnya seluruh i s i Alkitab sesuai prosedur yang digariskan melalui nubuatan Zakharia pasal 4 itu, maka genaplah pula ucapan nabi Musa yang berbunyi: Semua perkara yang rahasia itu adalah milik Tuhan Allah saja, tetapi perkara-perkara itu yang akan diungkapkan adalah bagi milik kita dan bagi anak-anak kita sampai selama-lamanya, s u p a y a dapatlah kita melakukan semua perkataan dari hukum Torat ini. -- Ulangan 29 : 29
Terbukti kini bahwa karena semua perkara-perkara itu (di dalam Alkitab) sudah terungkap seluruhnya, maka k i t a supaya mematuhi dan melakukan semua perkataan dari hukum Allah itu dengan benar. Semua perkara-perkara di dalam Alkitab sudah selengkapnya diungkapkan bagi kita, di dalam mangkok emas dari Zakharia pasal 4 sebagai wadahnya. Dan itulah ROH NUBUATAN yang berisikan berbagai peraturan pelaksanaan dari hukum Torat, untuk dipatuhi dan dihayati dalam peribadatan kita di akhir zaman ini. Hanya itulah peraturan-peraturan pelaksanaan yang s e l u r u h n y a harus dipatuhi dan dilaksanakan dalam rangka mematuhi Sepuluh Perintah dari hukum Allah di bumi ini.
Di sinilah terbukti, bahwa h a n y a Kebenaran dari ROH NUBUATAN yang l e n g k a p, yang dapat menyelamatkan manusia ke dalam Kerajaan Sorga. H a n y a Kebenaran dari ROH NUBUATAN yang lengkap yang dapat memungkinkan kita mematuhi Sepuluh Perintah Allah itu selengkapnya, bahkan sampai kepada yang sekecil-kecilnya. Sebaliknya, setiap kelalaian untuk mematuhi berbagai peraturan pelaksanaan dari hukum Torat, sebagaimana yang telah diatur di dalam ROH NUBUATAN, akan berarti d o s a atau pelanggaran hukum. Tanpa pertobatan, maka tidak akan ada pengampunan dosa. Jesus menyelamatkan manusia b u k a n d a l a m d o s a, melainkan d a r i d o s a, maka barangsiapa yang mengasihi Dia hendaklah menunjukkan kasihnya itu dalam penurutan. Review and Herald, vol. 6, p. 45.
Oleh karena itu, hendaklah disadari bahwa sekiranya dengan Kebenaran yang tidak sepenuhnya lengkap Tuhan Allah masih mau menyelamatkan manusia ke dalam Kerajaan-Nya, maka ini berarti semua Gereja-Gereja Babil di bumi ini sudah akan dapat diselamatkan ke sorga, tanpa sepenuhnya bertobat. Dan inilah sesuatu yang tidak mungkin, tidak masuk akal, dan justru melanggar hukum.
Dari ROH NUBUATAN itu juga akan diketahui, bahwa sebelum dapat diselamatkan ke dalam Kerajaan yang akan datang, kita harus terlebih dulu berjuang untuk masuk menjadi bagian dari kelas lima anak dara yang bijaksana itu. Kita semua perlu menyelidiki lebih dalam daripada sebelumnya akan perumpamaan tentang sepuluh anak dara itu. Lima dari mereka itu bijaksana, tetapi lima lainnya adalah b o d o h. Mereka yang bijaksana membawa minyak di dalam botol-botol mereka berikut pelita-pelitanya. Inilah minyak yang suci itu yang dilambangkan di dalam Z a - k h a r i a (Zakharia 4 : 11 - 14). Minyak itu diterimakan ke dalam botol-botol yang telah dipersiapkan bagi minyak itu. Itulah R o h S u c i di dalam hati yang bekerja oleh kasih lalu membersihkan jiwa. -- EGW. Bible Commentary, Vol. 7 A, p. 189.
Di Dalam Kerajaan Yang Akan Datang
Karena buku Wahyu kini sudah seluruhnya terungkap pengertiannya, maka ucapan rasul Yahya berikut ini tak dapat tiada akan sangat bermakna bagi kita. Yahya mengatakan: Lalu ku pandang, maka tiba-tiba aku tampak seekor Anak Domba berdiri di gunung Sion, dan bersama-sama dengannya adalah mereka yang seratus empat puluh empat ribu itu, yang memiliki nama Bapa tertulis pada dahi-dahi mereka. Inilah mereka itu yang tidak tercemar dirinya dengan wanita-wanita, karena mereka adalah a n a k a n a k d a r a. Inilah mereka itu yang mengikuti Anak Domba itu kemana saja Ia pergi. Mereka ini ditebus dari antara manusia, merupakan b u a h b u a h pertama bagi Allah dan bagi Anak Domba itu. Dan di dalam mulut mereka itu tidak didapati t i p u, karena mereka adalah tanpa salah di hadapan tahta Allah. -- Wahyu 14 : 1, 4 5.
Jesus yang disaksikan oleh Yahya di atas itu ternyata masih berstatus Anak Domba, yang bertugas sebagai Juru Selamat. Ini berarti bahwa peristiwa yang dinubuatkan itu tak dapat tiada akan jadi s e b e l u m masa kasihan berakhir, sebelum Jesus menanggalkan jubah keimammatan-Nya, untuk beralih tugas menjadi r a j a, jauh sebelum kedatangan-Nya yang kedua kali ke bumi ini. Kemudian perihal mereka 144.000 itu, kepada kita hamba Tuhan Nyonya White mengatakan: Marilah kita berjuang dengan seluruh kekuatan yang sudah Allah karuniakan pada kita untuk masuk di antara mereka 144.000 itu. Review & Herald, March 9, 1905.
Karena seruan hamba Tuhan Nyonya White itu ditujukan khusus kepada umat Masehi Advent Hari Ketujuh, dan karena ternyata sampai kepada hari ini 144.000 umat kesucian itu belum juga muncul, maka seyogyanya kita menanyakan kembali kepada Yahya Pewahyu identitas mereka 144.000 itu yang sebenarnya. Dari Wahyu 14 : 4 di atas dapatlah diketahui sebagai berikut:
a. Mereka itu tidak tercemar dirinya dengan w a n i t a - w a n i t a, karena mereka adalah a n a k - a n a k d a r a. Karena kita sedang membicarakan sesuatu nubuatan, maka wanita-wanita itu tak dapat tiada melambangkan Gereja-Gereja, dan anak-anak dara itu tentunya dimaksudkan kepada Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh saja. Jadi jelaslah, bahwa mereka 144.000 itu bukan berasal dari Gereja-Gereja Babil di luar, sebab mereka itu berasal dari kelas lima anak dara yang bijaksana, penganut ROH NUBUATAN, di dalam Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh.
b. Mereka itu ditebus dari antara manusia, dan merupakan buah-buah pertama bagi Allah dan bagi Anak Domba itu. Artinya, mereka 144.000 itu akan merupakan buah-buah dari hasil penuaian yang pertama di dalam Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh saja. Buah-buah kedua baharu akan dituai dari luar Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di seluruh dunia, di bawah kuasa dari Roh Suci Hujan Akhir yang akan datang. Dan hasilnya akan berlimpah-limpah, tak terhitung banyaknya.
c. Di dalam mulut mereka itu tidak didapati t i p u, artinya, mereka 144.000 itu sama sekali tidak terlibat dalam sesuatu dosa apapun karena menambah-nambah atau mengurang-ngurang daripada sesuatu kebenaran yang ada di dalam ROH NUBUATAN. Jadi, mereka itu tidak pernah di dapati bersalah terhadap apa yang diatur di dalam Wahyu 22 : 18, 19.
Sekalipun demikian, karena ternyata tidak semua anak dara yang bijaksana akan masuk dalam rombongan 144.000 itu, maka tak dapat tiada akan ada sebagian dari mereka itu yang akan memiliki t i - p u di dalam mulutnya, karena terlibat dalam dosa yang diatur pada Wahyu 22 : 18, 19. Sebagian lagi akan diambil mati untuk kemudian bangkit dalam kebangkitan khusus dari Daniel 12 : 2 bersama-sama dengan Nyonya White, Sdr. Victor T. Houteff dan lain-lainnya. Memang, akan ada banyak yang terpanggil, tetapi hanya sedikit yang terpilih.
Dari kata-kata nubuatan Zakharia itu yang berbunyi: Inilah firman Tuhan kepada Zerubabel, yang berbunyi: Bukan oleh kekuatan, bukan juga oleh kekuasaan, melainkan oleh R o h K u saja, demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam. Zakharia 4 : 6, menunjukkan bahwa sewaktu nubuatan ini terungkap, firman Tuhan yang disampaikan di dalam gereja-gereja milik-Nya di akhir zaman ini sedang marak diciptakan hanya oleh kekuatan pribadi dari pendeta-pendeta dan oleh kekuasaan organisasi dari General Conference of SDA. Ini dapat kita saksikan sendiri pada setiap Sabat, baik melalui mimbar-mimbar gereja yang ada maupun melalui buku-buku Sekolah Sabat yang terbit setiap tiga bulan sekali.
“Di masa lalu ikatan-ikatan perkawinan umumnya dibuat oleh para orangtua. Dan inilah adat kebiasaan yang ada di antara semua mereka yang menyembah Allah. Tidak ada seorangpun yang diharuskan mengawini orang-orang yang tidak mereka cintai ; namun dalam memberikan kepada mereka yang cocok dengan kehendak hatinya orang-orang muda dikendalikan oleh penilaian-penilaian dari para orangtua mereka yang berpengalaman dan takut pada Allah. Adalah penghinaan terhadap orangtua, dan bahkan kejahatan apabila ada yang mengikuti cara yang bertentangan dengan ini.” – Patriarchs and Prophets, p. 171.
“Tetapi perkawinan orang-orang Kristen dengan mereka yang tidak beriman adalah dilarang di dalam Alkitab. Petunjuk dari Tuhan adalah, ”Janganlah kamu berpasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tidak beriman.” -- 2 Korinthi 6 : 14, 17, 18.” ………………………. Kalau saja ada sesuatu masalah yang harus dipertimbangkan dengan saksama dalam mana nasehat dari orang-orang yang lebih tua dan berpengalaman perlu didengar, maka itulah masalah perkawinan, kalau saja Alkitab diperlukan sebagai penasehat, kalau saja pernah bimbingan ilahi perlu dicari dalam doa, maka itu adalah sebelum mengambil langkah yang mengikat orang-orang bagi kehidupan.” – Ibid. p. 175.
Jakub dan Esau
“Jakub dan Esau, putera kembar dari Ishak itu memperlihatkan suatu perbedaan yang sangat mencolok, baik dalam tabiat maupun dalam kehidupan. Ketidaksamaan ini telah diceriterakan oleh malaikat Allah sebelum kelahiran mereka. Sewaktu menjawab doa Rebekah yang penuh kecemasan itu ia mengatakan bahwa dua orang putera akan diberikan kepadanya, ia mengungkapkan kepadanya sejarah masa depan dari mereka itu, bahwa masing-masing mereka akan menjadi pemimpin dari suatu bangsa yang besar, namun bahwa yang satunya itu akan menjadi lebih besar daripada yang lainnya, dan bahwa yang lebih muda itu akan ungggul ..
Janji-janji yang dibuat kepada Ibrahim dan yang telah dikukuhkan kepada puteranya telah dipegang oleh Ishak dan Rebekah sebagai objek besar dari berbagai kerinduan dan harapan mereka. Esau dan Jakub sudah terbiasa mengenali janji-janji ini. Mereka telah diajarkan untuk menghargai hak kesulungan sebagai sesuatu yang terpenting, karena iaitu meliputi bukan hanya suatu warisan dari kekayaan dunia, melainkan juga keunggulan rohani. Dia yang menerimanya akan menjadi imam dari keluarganya, dan dalam garis keturunan dari leluhurnya Juru Selamat dunia akan datang.” – Patriarchs and Prophets, p. 177.
Kita semua tak dapat tiada sudah cukup mengenal sejarah kehidupan dari kedua putera kembar dari Ishak dan Rebekah itu. Dan bahkan tabiat dan kebiasaan hidup dari kedua putera kembar itupun sudah bukan lagi rahasia bagi kita umat Kristen di akhir dunia sekarang ini. Esau sebagai kakak tertua, gantinya mempersiapkan diri untuk mewarisi hak kesulungan dari Ishak bapanya, dia ternyata dengan sengaja telah melalaikannya. Sementara adiknya Jakub terus bercita-cita dan berusaha untuk memiliki hak kesulungan itu, yang tak ternilai harganya bagi mereka di kemudian hari. Padahal arti dari hak kesulungan yang tak ternilai harganya itu sudah sama-sama diketahui oleh keduanya sejak dari mulanya.
Setelah hak kesulungan itu akhirnya jatuh ke tangan Jakub, maka baharu sadarlah Esau akan betapa besarnya kehilangan dan kerugian yang harus dideritanya. Hamba Tuhan mengatakan :
“Esau telah meremehkan berkat itu sewaktu iaitu tampaknya masih dalam jangkauannya, tetapi kini setelah ia hendak memilikinya, iaitu sudah lenyap daripadanya untuk selama-lamanya. Seluruh kekuatan dari kehendak hatinya serta semangatnya telah bangkit, dan kesedihannya dan kemarahannya sedemikian besarnya. Ia menangis sejadi-jadinya sambil berteriak : “Berkatilah aku , bahkan juga aku, Oh bapaku !” “Tidakkah engkau mencadangkan sesuatu berkat bagiku?” ……………………………. Esau sama sekali belum tertutup dari kesempatan memperoleh perkenan Allah oleh pertobatan, namun ia tidak lagi menemukan jalan untuk mendapatkan kembali hak kesulungannya. Kesedihannya itu bukan keluar dari pengakuan akan dosanya; ia tidak rindu untuk didamaikan dengan Allah. Ia susah karena sebab akibat-akibat dari dosanya, tetapi bukan karena dosa itu sendiri.
Karena sebab keacuhannya terhadap berkat-berkat ilahi dan semua tuntutan persyaratannya, maka Esau di dalam Alkitab telah dijuluki “seorang pribadi yang kotor/jahat.” Ibrani 12 : 16. Ia melambangkan orang-orang yang meremehkan nilai dari penebusan yang telah dibayar mahal bagi mereka oleh Kristus, dan orang-orang yang siap untuk mengorbankan hak warisan mereka ke sorga hanya untuk perkara-perkara di bumi yang dapat binasa. Banyak orang kini hidup bagi hari ini, tanpa memikirkan atau peduli terhadap hari depan. Seperti halnya Esau mereka berteriak, “Marilah kita makan dan minum, karena besok kita akan mati.” 1 Korinthi 15 : 32. – Patriarchs and Prophets, pp. 181, 182.
Dalam drama kesusahan Jakub yang terbesar dalam hidupnya yang lalu, Jakub ternyata sudah menang. Untuk itulah, maka namanya telah ditingkatkan oleh Tuhan Allah sendiri menjadi “ISRAEL.”
Jakub kemudian
melahirkan dua belas suku bangsa Israel
Melalui takdir ilahi kedua belas suku bangsa Israel itu telah dibawa masuk ke Mesir. Pemuda Jusuf yang sejak mulanya telah dijual sebagai budak oleh saudara-saudaranya, ternyata telah sampai ke tangan salah seorang puteri raja Phiraun. Dari sanalah takdir Ilahi telah menghantarkannya sampai ke istana raja. Dan dari sana pula oleh takdir Ilahi keseluruhan dua belas suku bangsa itu telah diijinkan tinggal di Mesir, sampai datang Musa yang lahir disana, yang setelah berpuluh-puluh tahun perantauan mereka di sana di bawah penjajahan Pemerintahan Mesir dan rakyatnya, mereka akhirnya harus kembali ke Kanaan. Hamba Tuhan Houteff menuliskannya sebagai berikut :
“Lagi pula, sewaktu bani Israel pergi masuk ke tanah Mesir, mereka telah membangun hidup yang layak di Goshen. Mereka hidup bagaikan raja-raja. Kehidupan mereka itu sesungguhnya jauh lebih baik dari pada rata-rata orang-orang Mesir yang kehidupan ekonominya sudah yang terbaik. Sungguhpun demikian, Allah mengetahui bahwa jika kelak sudah dekat waktunya bagi kelepasan mereka, mereka terus saja hidup bagaikan raja-raja, jika segala-galanya terus saja berlangsung dalam serba mudah bagi mereka seperti halnya selagi Jusuf masih hidup, maka mereka tidak akan pernah mau merubah pikirannya untuk kembali ke tanah perjanjian. Demikian itulah, oleh takdir Ilahi berbagai keadaan yang sulit telah didatangkan, yang membuat mereka berseru siang dan malam bagi kelepasannya. Kemudian baharulah mereka siap untuk pergi. Sungguhpun demikian, untuk memastikan bahwa semua mereka akan meninggalkan Mesir, maka Tuhan telah membiarkan para pemberi kerja orang-orang Mesir untuk memperberat beban kerja mereka selagi Musa masih berada di negeri itu. Sama halnya, kitapun harus melepaskan cinta akan dunia ini, jika kita hendak bertolak ke rumah Eden kita itu.” – Timely Greetings, vol. 1, No. 1, p. 11.
Ternyata untuk menjadi suatu bangsa yang besar, mereka juga harus melewati ujian-ujian yang tidak ringan. Untuk itulah, maka selama 40 tahun kemudian, mereka sudah harus kembali mengembara di padang belantara dalam perjalanan mereka kembali ke Kanaan.
Sekembali mereka di Kanaan, maka mulailah mereka berdiri sebagai sebuah kerajaan, yaitu kerajaan Israel dari dua belas suku bangsa dengan rajanya yang pertama, raja Saul. Sesudah itu bangkit berdiri raja Daud sebagai pemimpinnya. Namun sesudah sampai ke bawah pemerintahan raja Solaiman, maka kembali lagi kerajaan itu terbagi dua : Kerajaan Israel dari sepuluh suku bangsa di satu pihak, dan kerajaan Jehuda dari dua suku bangsa di lain pihak.
Dan perjalanan sejarah selanjutnya kerajaan Israel dari sepuluh suku bangsa itu kemudian telah dikalahkan dalam peperangan dengan kerajaan Assyria pada tahun 721 s.TM. Seluruh sepuluh suku bangsa itu lalu tercerai-berai ke seluruh muka bumi, dan setelah berassimilasi oleh kawin mawin dengan semua bangsa di bumi, maka lenyaplah semua ciri-ciri kebangsaannya sampai kepada hari ini. Sementara itu kerajaan Jehuda dari dua suku bangsa lainnya itu baharu dikalahkan oleh kerajaan Babil dalam tahun 587 s.TM. Dan setelah kerajaan Babil sendiri kemudian dikalahkan oleh kerajaan Medo-Persia, maka umat Jehuda kemudian telah diperintahkan oleh raja Koresh, dan kemudian oleh raja Darius, dan raja Arthasexes agar supaya segera membangun kembali kaabah Jerusalem mereka yang sudah hancur itu. Jadi, berbeda daripada sepuluh suku bangsa Israel sebelumnya, maka kedua suku bangsa Jehuda itu ternyata telah mendiami tanah Palestina sampai kepada kedatangan Jesus yang pertama. Sesuai janji Ilahi kepada Ibrahim, maka Jesus sebagai Juru selamat umat manusia telah lahir di tengah-tengah bangsa Jehuda pada permulaan tahun tarikh Masehi yang lalu. Dan dalam perjalanan sejarah selanjutnya mereka itu juga yang telah merebut kembali tanah Palestina itu dalam tahun 1948 dengan bantuan Amerika Serikat, lalu menguasainya sampai kepada hari ini. Mereka itulah keturunan dari Jakub, dan bukan dari Esau. Agama mereka di waktu ini adalah Judaisme. Dan di dalam pekabaran Tongkat Gembala mereka itu kini lebih dikenal sebagai orang-orang kapir daripada orang-orang Kristen, yang akan segera disingkirkan keluar dalam rangka pendirian kembali Kerajaan Daud yang akan datang.
Jesus Pendiri agama Kristen
yang pertama dimulai di Palestina
Kedatangan Jesus yang lalu ke bumi ini sesungguhnya sudah tepat waktu. Suhu kerohanian umat Allah pada waktu itu sudah benar- benar sangat merosot. Umat Jehuda yang sejak lama sudah sangat rindu untuk kembali berdiri sebagai sebuah kerajaan, baharu kembali bergairah setelah mengetahui dari Jahya Pembaptis, bahwa Messias mereka itu sudah datang. Hamba Tuhan menuliskannya sebagai berikut :
“Sewaktu Anak Manusia dalam kemenangan-Nya mengendarai (seekor keledai) memasuki Jerusalem, mereka (orang-orang Yahudi) menghendaki Dia supaya dimahkotai sebagai Raja. Orang banyak itu berkerumun datang dari semua daerah sekeliling, lalu berseru dan berteriak : ‘ Hosanah bagi P u t e r a D a u d ! Matius 21 : 9’ “ – Life Sketches, p. 62.
“Sidang di zaman Kristus telah bertekad untuk mendirikan kerajaan pada masa itu, sewaktu b e l u m semua orang bersedia baginya. Sidang d i w a k t u i n i bertekad b u k a n untuk mendirikannya sekarang, sewaktu ‘akhir dari segala perkara sudah dekat’ (1 Petrus 4 : 7), -- sewaktu masanya sepenuhnya sudah sampai.” – Gunung Sion pada Jam Kesebelas, hal. 73 (bahasa Inggris).
“Orang-orang Yahudi menghendaki sebuah kerajaannya sendiri, yaitu sebuah kerajaan dari dunia ini (orang-orang suci dan orang-orang berdosa di dalamnya). Mereka menghendaki sebuah kerajaan di bumi, bukan di dalam sorga. Apalagi, mereka menghendakinya 2000 (dua ribu) tahun lebih cepat daripada yang direncanakan. Ironisnya, dalam masa pendirian kembali kerajaan itu sekarang ini, ORGANISASI (malaikat sidang jemat Laodikea) mengambil sikap sebaliknya : Ia menghendaki sebuah kerajaan di dalam sorga, bukan di bumi.” –- Timely Greetings, vol. 1, No. 15, p. 20. (tambahan dari penulis).
Selama tiga setengah tahun missi Jesus di tengah-tengah umat pilihan-Nya itu di Palestina, ternyata hanya sebagian kecil dari mereka yang telah menganut semua ajaran-Nya lalu menjadi Jahudi Kristen. Sementara itu sebagian besar dari mereka berikut Organisasi Sanhedrinnya itu tetap saja menentang Kristus. Dan justru mereka itulah yang pada akhirnya telah menyalibkan Jesus sampai mati di bukit Golgotha dalam sejarah yang lalu. Bukan para penguasa Romawi yang melakukannya.
Sebelum kematian-Nya Jesus telah berhasil mengKristenkan sedikit-dikitnya 120 orang keturunan Israel itu menjadi Jahudi Kristen. Dan setelah kembali Jesus ke sorga, dan menuangkan Roh Suci-Nya pada hari Pentakosta pertama yang lalu, maka semenjak dari hari pertama penuangannya itu saja telah bertobat 3000 jiwa, yang kemudian menyusul beberapa ribuan lainnya pada hari-hari berikutnya sesudah itu. Semua mereka itu adalah orang-orang Yahudi keturunan dari Israel Wasiat Lama. Dan untuk memeliharakan kehidupan beragama mereka yang sehat, maka sesuai ucapan rasul Paulus di dalam Epesus 4 : 11 – 14, Jesus juga telah memberikan kepada mereka suatu dinas pelayanan pilihanNya sendiri, yang terdiri dari rasul-rasul, nabi-nabi, penginjil-penginjil, gembala-gembala, dan guru-guru. Salah satu dari para rasul pilihan Jesus itu adalah Yahya Pewahyu. Sampai kepada tahun 96 yang lalu ia masih hidup. Dalam tahun 96 yang lalu itulah Ia telah ditugaskan oleh Jesus untuk menyampaikan kepada kita umat akhir zaman buku Wahyunya itu sebagai pelengkap dari buku nubuatan Daniel yang sangat menentukan bagi penyelamatan kita umat akhir zaman. Melalui nabi Daniel dan rasul Yahya Pewahyu kepada kita diberitahukan sebagai berikut :
Nabi Daniel :
“Pada zaman raja-raja ini (di zaman negara-negara di akhir zaman sekarang ini) Allah di sorga akan mendirikan sebuah kerajaan, yang tidak akan pernah dapat dibinasakan : maka kerajaan itu tidak akan diserahkan kepada bangsa yang lain (selain kepada Israel pilihan-Nya sendiri), maka ia akan menghancurkan berkeping-keping dan menghapuskan semua kerajaan/negara ini, lalu ia akan berdiri kekal selama-lamanya. Karena sebagaimana engkau saksikan batu itu terpotong keluar dari gunung tanpa pertolongan tangan, dan iaitu menghancur luluhkan …… Daniel 2 : 44, 45. (Dalam kurung tambahan dari penulis).
Yahya Pewahyu :
“Maka aku dengar angka bilangan mereka yang dimeteraikan itu : maka telah dimeteraikan 144.000 orang dari seluruh suku bangsa bani Israel. Dari bani Jehuda telah dimeteraikan 12.000, dari bani Ruben telah dimeteraikan 12.000, dari bani Gad telah dimeteraikan 12.000 dari bani Aser telah dimeteraikan 12.000, dari bani Nepthalim telah dimeterai 12.000, dari bani Manase telah dimeteraikan 12.000, dari bani Simeon telah dimeteraikan 12.000, dari bani Lewi telah dimeteraikan 12.000, dari bani Isshachar telah dimeteraikan 12.000, dari bani Zabulon telah dimeteraikan 12.000, dari bani Joseph telah dimeteraikan 12.000 dan dari bani Benyamin telah dimeteraikan 12.000.” – Wahyu 7 : 4 – 8.
Karena sebagaimana buku Wahyu itu merupakan pelengkap dari buku nubuatan Daniel, maka setelah kerajaan yang akan datang itu dinyatakan sebagai sebuah kerajaan batu yang muncul keluar dari sebuah gunung yang besar, maka gunung yang besar itu tak dapat tiada melambangkan sidang jemaat Laodikea sebagai sidang jemaat yang terakhir dalam sejarah Wasiat Baru. Dan mereka yang diberitakan oleh Yahya Pewahyu itu tak dapat tiada dimaksudkan kepada semua warga kerajaan yang utama (buah-buah pertama hasil dari penuaian di dalam Sidang Jemaat Laodikea), yang baru akan muncul di depan dalam sejarah yang akan datang. “Berjuanglah dengan semua kekuatan yang dikaruniakan Allah pada kita untuk masuk dalam rombongan mereka 144.000 itu.” – Review and Herald, March 9, 1905.
Namun karena mereka 144.000 umat yang dimeteraikan itu adalah semata-mata keturunan dari 12 suku bangsa bani Israel Wasiat Lama itu saja, padahal dari antara semua mereka itu, hanya ada dua suku bangsa bani Jehuda yang masih ada di Palestina pada waktu ini, maka kita tak dapat tiada harus dapat mengenali ciri-ciri mereka itu selengkapnya, baik secara phisik maupun secara rohani.
Ciri-ciri atau identitas dari
mereka 144.000 Israel Akhir zaman itu
(1) CIRI-CIRI KEROHANIAN MEREKA :
Karena mereka itu berasal dari kedua belas suku bangsa bani Israel, yaitu suatu bangsa pilihan Allah semenjak dari bangsa Ibrani terpilih untuk menjadi umat Allah di bumi, maka tidaklah mengherankan apabila semua mereka itu sudah akan dikenal sejak mulanya sebagai Bangsa Pemelihara Hukum Allah. Hukum itulah yang dikenal melalui ucapan nabi Jesaya (Yesaya 8 : 20) terdiri dari “Hukum” sebagai Undang-Undang Dasar dan “Kesaksian”, yaitu seluruh firman yang berisikan semua peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang Dasar Torat. Baca Ulangan 29 : 29.
Karena munculnya mereka itu yang akan datang kelak berupa sebuah kerajaan batu dari nubuatan Daniel 2 : 44, 45 di atas, maka “Hukum dan Kesaksian” tak dapat tiada sudah harus menjadi landasan hukum dari kerajaan itu yang akan datang.
Yahya Pewahyu selanjutnya mengatakan : “Maka aku tampak, dan heran, seekor Anak Domba berdiri di Gunung Sion, maka bersama dengan-Nya adalah mereka yang 144.000 itu, yang memiliki nama Bapa-Nya tertulis pada dahi-dahi mereka. ……………………….
“Inilah mereka itu yang tidak tercemar dirinya dengan wanita-wanita karena mereka adalah anak-anak dara. ………. Mereka ini ditebus dari antara manusia, merupakan buah-buah pertama bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.
“Dan di dalam mulut mereka itu tidak didapati t i p u, sebab mereka itu adalah tanpa salah di hadapan tahta Allah.” – Wahyu 14 : 1, 4, 5.
Satu-satunya Gereja Kristen di akhir zaman ini yang telah diumpamakan oleh Jesus dengan sepuluh anak dara, ialah Gereja MAHK. Itulah sebabnya, maka mereka 144.000 itu tak dapat tiada dimaksud kepada kelas lima anak dara yang bijaksana itu saja. Namun karena ternyata sebagian dari kelas lima anak dara yang bijaksana itupun masih memiliki tipu di dalam mulutnya (Wahyu 22 : 18, 19), maka berarti mereka 144.000 umat kesucian itu sudah akan terdiri dari kelompok orang-orang yang benar-benar sudah teruji.
(2) CIRI-CIRI FISIK MEREKA ITU :
Sesuai dengan kata-kata Yahya Pewahyu : “Maka aku dengar angka bilangan mereka yang dimeteraikan itu : maka telah dimeteraikan 144.000 orang dari seluruh suku bangsa bani Israel.” -- Wahyu 7 : 4 – 8, maka kita hendaknya mengerti, bahwa sekalipun sepuluh suku bangsa bani Israel itu sudah tidak lagi dikenal ciri-ciri fisik mereka sekarang karena sudah ribuan tahun tercerai-berai dan berassimilai melalui kawin mawin dengan semua penduduk dunia, namun dua suku bangsa bani Israel lainnya, bani Yehuda, mereka itu masih ada. Mereka itu masih tetap mendiami tanah Palestina sampai kepada hari ini. Sekalipun sebagai suatu bangsa dari bani Jehuda, mereka belum pernah mengakui Jesus sebagai Messiasnya, namun secara pribadi akan banyak sekali dari mereka itu yang akan kelak bertobat lalu masuk ke dalam rombongan 144.000 umat Israel akhir zaman yang akan datang.
Sementara itu mereka dari sepuluh suku bangsa bani Israel itu, tak mungkin lagi dapat dikenal ciri-ciri fisiknya sekarang, namun karena mereka itu adalah keturunan dari Israel Wasiat Lama, maka mereka tak dapat tiada masih memiliki di dalam darahnya “genetika keturunan” dari Israel Wasiat Lama. Dan semua mereka itu akan lebih mudah ditemukan di dalam sidang jemaat Laodikea saja. Sekalipun mungkin tidak semua mereka kelak mau berjuang untuk masuk dalam rombongan mereka 144.000 itu.
Bagaimana kedua suku bangsa bani Yehuda
itu bertobat, dan bergabung ke dalam 144.000 Israel akhir zaman yang akan datang
Untuk memunculkan keluar 144.000 umat kesucian pilihan Allah yang akan datang, maka Sidang Jemaat Laodikea sudah akan harus dibersihkan sama sekali. Untuk itulah, maka semua yang telah dinubuatkan di dalam Yehezkiel pasal 9, Jesaya 66 : 16 – 19 dan Maleakhi 3 : 1, 2 akan kelak digenapi sepenuhnya.
Kemudian karena kerajaan batu dari 144.000 umat kesucian Allah itupun sudah akan berdiri di Palestina pada waktu yang sama (Wahyu 14 : 1), maka tidaklah mengherankan apabila pada waktu yang sama itu juga perang antara beberapa bangsa yang dinubuatkan pada Zakhariah 14 : 2 – 5 sudah akan terlaksana. Justru perang itulah yang akan mengusir keluar semua orang Yahudi kapir yang menduduki tanah Palestina itu selama ini. Nabi Zakhariah meramalkannya sebagai berikut :
“Karena Aku akan menghimpun segala bangsa untuk berperang melawan Jerusalem; maka kota itu akan direbut, dan rumah-rumah akan dijarah, dan wanita-wanita digagahi, maka setengah penduduk kota itu akan keluar ke dalam tawanan, dan yang tersisa dari orang-orangnya tidak akan ditumpas habis dari kota itu.” – Zakhariah 14 : 2.
Mereka yang tersisa dari Jerusalem itu tidak akan ditumpas habis, sebab justru mereka itulah yang akan masuk menjadi bagian dari 144.000 umat kesucian Israel akhir zaman yang akan datang. Jumlah mereka yang pasti adalah 24.000 orang saja, sebab mereka itulah keturunan dari hanya 2 (dua) suku bangsa bani Israel : bani Joseph dan bani Benjamin yang masing-masingnya diberikan jatah 12.000 orang.
Bagaimana pekabaran dari jam ke-11 ini akan dapat berhasil menjaring mereka, kami belum tahu. Namun apabila kelak sudah sampai waktunya bagi mereka untuk ditobatkan, maka Roh Suci saja yang akan memperkenalkan kepada mereka doktrin 144.000 umat Israel akhir zaman itu melalui berbagai sarana dari ilmu pengetahuan dan teknologi, misalnya ‘internet’. Nabi Tuhan Houteff mengatakan, bahwa sesungguhnya sudah semenjak dari kedatangan Jesus yang pertama dahulu orang-orang Yahudi sudah menghendaki kerajaan itu berdiri. Namun baharu akan berdiri sebentar lagi di depan.
“Orang-orang Yahudi menghendaki sebuah kerajaannya sendiri, yaitu sebuah kerajaan dari dunia ini (orang-orang suci dan orang-orang berdosa di dalamnya). Mereka menghendaki sebuah kerajaan di bumi, bukan di dalam surga. Apalagi, mereka menghendakinya 2000 (dua ribu) tahun lebih cepat daripada yang direncanakan. Ironisnya, dalam masa pendirian kembali kerajaan itu sekarang ini, ORGANISASI (General Conference of SDA) mengambil sikap sebaliknya : Ia menghendaki sebuah kerajaan di dalam surga, bukan di bumi.” –- Timely Greetings, vol. 1, No. 15, p. 20. (Tambahan di dalam kurung dari penulis).
P e n u t u p
Kalau saja kita mau jujur untuk berpikir yang sehat, maka akan dapatlah dipahami, bahwa permasalahan 144.000 umat kesucian pilihan Allah yang akan datang itu benar-benar merupakan permasalahan besar dan penting di akhir dunia sekarang ini. Karena begitu pentingnya permasalahan itu, maka iaitu bukan saja telah dinubuatkan di dalam buku Wahyu pasal 7 dan pasal 14, dan di dalam buku Daniel pasal 2, buku Jehezkiel pasal 9, buku Jesaya 66 : 16 – 19, dan di dalam Maleakhi pasal 3 : 1, 2, dan di dalam beberapa perumpamaan Jesus di dalam Wasiat Baru, dan lain-lainnya, melainkan hampir semua nabi Wasiat Lama, Yahya Pewahyu, dan berbagai perumpamaan Jesus di dalam Wasiat Baru sudah membicarakannya. Dan untuk itulah, maka nabi-nabi yang telah dinubuatkan pada buku Amos 3 : 7 itulah yang sudah akan muncul di akhir zaman ini untuk mengungkapkan semua permasalahan itu bagi kita di dalam R O H N U B U A T A N. Dan karena ROH NUBUATAN itu sendiri berisikan seluruh peraturan pelaksanaan dari Hukum Dasar Torat, maka genaplah ucapan nabi Musa semenjak dari mulanya sewaktu ia mengatakan : “PERKARA-PERKARA YANG RAHASIA ITU ADALAH BAGI TUHAN ALLAH KITA, TETAPI PERKARA-PERKARA ITU YANG DIUNGKAPKAN ADALAH BAGI KITA DAN BAGI ANAK – ANAK KITA SAMPAI SELAMA-LAMANYA, S U P A Y A DAPAT KITA MELAKUKAN S E M U A P E R K A T A A N DARI HUKUM TORAT INI.“ – Ulangan 29 : 29.
PERHATIAN ! Bagi penyelidikan selanjutnya pembaca dipersilahkan membaca kembali artikel tulisan kami yang berjudul : PERANG DUNIA DARI ZAKHARIA PASAL 14.
* * *
|